Sejarah singkat
Fakultas kedokteran Universitas Islam Sultan Agung didirikan pada
tanggal 10 Oktober 1963. Kurang lebih 17 bulan setelah berdirinya
Universitas Islam Sultan Agung pada tanggal 20 Mei 1962 dan kemudian
mendapat SK terdaftar No 74/B.S.T/P/64 tanggal 28 Pebruari 1964 yang
ditandatangani oleh Moh. Sa’id pejabat Kepala Biro Perguruan Tinggi Swasta
Departemen Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan.
Pendirian Fakultas Kedokteran Unissula ini didorong oleh tuntutan
kebutuhan dan minat masyarakat yang sangat besar terhadap keberadaan
Fakultas Kedokteran. Pada tahun itu satu-satunya Fakultas Kedokteran yang
ada di Jawa Tengah adalah Fakultas Kedokteran UNDIP yang hanya mampu
menampung 100 mahasiswa dari 3000 pendaftar calon mahasiswa,
sementara itu kebijakan yang ada terasa mempersulit calon-calon mahasiswa
dari Jawa Tengah untuk bisa diterima di Jawa Barat dan Jawa Timur.
Kondisi tersebut membuat berdirinya Fakultas Kedokteran Unissula
langsung mendapatkan dukungan dari masyarakat terutama masyarakat
Jawa Tengah dan mendapatkan persetujuan penuh dari pejabat-pejabat
resmi pada waktu itu, baik di Semarang maupun yang ada di Jakarta.
Berdirinya Fakultas Kedokteran Unissula ini juga tidak lepas dari upaya para
pendiri untuk ikut serta bersama-sama pemerintah mencetak dokter dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan seluruh rakyat Indonesia.
Bangunan fisik Fakultas Kedokteran terletak di Jalan Raya Kaligawe
Km.4 Semarang. Sejak awal berdirinya Fakultas Kedokteran Unissula telah
memiliki teaching hospital yang berada dalam satu naungan YBWSA (
Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung) yaitu Rumah Sakit Islam Sultan Agung
dan lokasinya bersebelahan dengan Fakultas Kedokteran. Hal ini sekaligus
memberi keuntungan di dalam kelancaran proses belajar mengajar baik yang
berada di kampus (tingkat sarjana) maupun di klinik (kepaniteraan
klinik/koass).
6
Menilik dari usianya Fakultas Kedokteran Unissula sudah tergolong
cukup dewasa karena sudah berusia 44 tahun. Selama 44 tahun
perjalanannya Fakultas Kedokteran telah mengalami pahit getir
menyelenggarakan pendidikan, terutama pelaksanaan ujian negara.
Alhamdulillah dengan diberlakukannya Sistem Akreditasi untuk seluruh
program studi di perguruan Tinggi oleh Badan Akreditasi Nasional, Fakultas
Kedokteran Unissula sejak tanggal 7 September 2006 telah memperoleh
status terakreditasi dengan peringkat A. Status Akreditasi tersebut
berdasarkan Surat Keputusan Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi
(BAN-PT) No. 014/BAN-PT/Ak-X/S1/IX/2006. Dengan status terakreditasi
peringkat A tersebut, Fakultas Kedokteran Unissula berhak
menyelenggarakan sistem pendidikan, termasuk di dalamnya sistem evaluasi
/ ujian secara mandiri, artinya sampai tingkat profesi dokter sudah tidak ada
lagi ujian negara.
Sejak berdirinya, Fakultas Kedokteran Unissula sudah beberapa kali
mengalami perubahan system pendidikan. Mulai tahun 1964 diberlakukan
Sistem Paket. Selanjutnya mulai tahun 1979/1980 diberlakukan Sistem Kredit
Semester (SKS). Dalam system ini lama pendidikan diubah dari 6,5 tahun
(Program Sarjana 6,5 tahun dan Program Profesi 2 tahun) menjadi 6 tahun
(Program Sarjana 3,5 tahun dan Program Profesi 1,5 tahun) dan pada masa
itu masih terdapat ujian negara tingkat sarjana dan tingkat profesi sehingga
lulus dokter bisa menjadi lama.
Seiring berkembangnya IPTEK di dalam proses pendidikan kedokteran
dan kurikulum nasional perguruan tinggi yaitu kurikulum berbasis kompetensi,
maka pada tahun 2005 FK Unissula melakukan inovasi pendidikan, yaitu
menerapkan kurikulum berbasis kompetensi dengan menggunakan metode
pendekatan belajar berdasarkan masalah (PBL/Problem-based learning)
secara penuh. Dalam menentukan metode pendekatan PBL secara penuh ini,
beberapa pertimbangan dasar pendidikan yang digunakan antara lain:
adanya paradigma pendidikan yang berbasis keluaran (outcome based
education) dan pergeseran strategi pendekatan yang dipakai dalam kurikulum
yaitu dari teacher-centered, information gathering, dicipline based, hospital
based, uniform, and apprenticeship based ke student centered, problem
7
based, integrited, community based, elective, and systematic (SPICES
model).
Menurut teori human information processing ada tiga prinsip penting
yang harus diperhatikan dalam proses pencarian informasi dalam belajar
mengajar, yaitu mengaktifkan prior knowledge, encoding specificity, and
elaboration of knowledge. Tiga prinsip tersebut sangat sesuai dengan
kurikulum yang disusun berdasarkan problem (PBL), mengingat PBL
memungkinkan mahasiswa sejak tahun pertama dan tahun-tahun berikutnya
mempunyai kesempatan untuk mengembangkan ketiga prinsip tersebut. Oleh
karena itu pilihan kita dalam inovasi kurikulum ini adalah PBL.
Di dalam pendekatan sistem PBL ini mahasiswa diperkenalkan dengan
metode pembelajaran dalam bentuk tutorial (small group discussion)
menggunakan modul-modul. Di dalam modul-modul tersebut terdapat
integrasi diantara masing-masing disiplin ilmu baik antara ilmu biomedik, ilmuilmu
humaniora, ilmu kedokteran klinik dan ilmu kedokteran komunitas.
Sistem ini juga mengajak mahasiswa dituntut aktif di dalam memperoleh
pengetahuan yaitu dengan menentukan sendiri tujuan belajar. Melalui metode
pendekatan PBL ini maka lama pendidikan berubah dari 6 tahun menjadi 5
tahun, yaitu 3,5 tahun tingkat sarjana dan 1,5 tahun tingkat profesi dokter.
Dalam sistem ini setelah menyelesaikan studi selama 5 tahun mahasiswa
berhak menyandang gelar dokter, sedangkan untuk dapat melakukan praktek
terlebih dahulu lulusan dokter harus mengikuti program internship selama 1
tahun di unit-unit pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit.
Mahasiswa di dalam memperoleh gelar Sarjana Kedokteran harus
menyelesaikan 26 modul dan beberapa mata kuliah dasar umum (pancasila
dan kewarganegaraan, IT, bahasa inggris, agama islam, kewirausahaan, dan
karya tulis ilmiah) yang ditempuh selama 3,5 tahun.
Setelah diterbitkannya Standar Kompetensi Dokter yang disusun untuk
memperbarui KIPDI II tahun 1994 yang sudah saatnya diganti maka Fakultas
Kedokteran Unissula pada tahun 2007 menggunakan standar tersebut
sebagai acuan di dalam menyusun kurikulum.
Sejak berdirinya Fakultas Kedokteran telah bekerja sama dengan
banyak fihak, diantaranya dengan Fakultas Kedokteran Undip, Rumah Sakit
Tentara, Rumah Sakit Jiwa, Rumah Sakit Kabupaten, Dinas Kesehatan dan
8
lain-lain. Disamping itu, Fakultas Kedokteran juga bekerja sama dengan
Pemerintah Negeri Belanda dalam pengembangan Teaching Hospital,
Pendidikan Dokter dan Perawat, serta tindakan preventif kuratif.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar